13 Apr 2011

An open letter to prime minister of Malaysia Dato Seri Najib Razak






To: Yang Amat Berhormat Dato’ Sri Mohd Najib Bin Tun Abdul Razak
Prime Minister of Malaysia
Dear Excellency,



Today I write to you as a citizen concerned with the impact of global drug policies, with an urgent request. I believe the death sentence that is applied to drug law offenders in Malaysia is an inappropriate measure, and would like to offer you my collaboration in identifying better solutions to the drug problems in your country.
With certain regularity, reports appear in the Malaysian press on people being sentenced to death for the possession of illegal drugs, including cannabis. The exact number of those who are actually brought to death remains unknown. Human rights organisations estimate that currently some 300 convicted prisoners await execution on death row, most of them for drug-related offences.
These sentences clearly violate international standards for a fair trial. The presumption of guilt and the mandatory death sentence in drug cases places the charge on the accused to prove his or her innocence and leaves a judge with no discretion over the sentence. Competent legal assistance is unavailable to many of those people, leaving them with little capacity to mount a defence at any stage of the proceedings.
Because of the fact that drugs are prohibited, drug trafficking is the core business of criminal organizations that in most cases operate internationally. The people who are occasionally caught by authorities with relatively small amounts do not have major responsibilities in this business. Killing them will not scare the drug gangs away. On the contrary: thanks to these harsh punishments, the leaders in the drug business can continue to justify extraordinary high prices for their goods,. Thus it maintains a vicious circle of violence and danger.
On the other hand, it is important to make a serious assessment of the problems that drugs may or may not cause. Cannabis for instance is a plant, a natural product, a non-lethal substance. Its consumption has been widespread around the world for thousands of years among many different cultures and people. All these people do not use cannabis because it endangers their health or wellbeing, but rather because they experience the opposite. According to increasing amounts of scientific evidence, the so-called dangerousness of cannabis has been largely exaggerated and driven by moral in stead of rational considerations.
The prohibition of cannabis was installed and promoted worldwide by Western countries, especially the USA, during a period in which they dominated the world. Meanwhile, in most European countries, cannabis possession for personal consumption is not penalised anymore. In a growing number of states in the USA, major law changes are taking place that legally regulate the cultivation and distribution of cannabis to adults for medicinal purposes.
It would be extremely sad to see Malaysia continue executing people found in possession of cannabis, while the countries that have installed its prohibition have come to the insight that this is a useful substance whose consumption can be perfectly integrated in society.
In Europe, during the past decades, we have been able to compare the results of different, sometimes opposing drug policies in societies that are similar in demographical, material and socio-cultural development. The conclusion is that drug policies, whether they are repressive or flexible, have a very minor impact on the drug phenomenon itself. In countries where authorities are relatively tolerant, the use of drugs may be lower than in neighboring countries where policies are more repressive.
to drug use are needed. The harsh implementation of drug law enforcement is an impediment to the introduction of these strategies.
For these reasons, I am convinced that the death penalty is actually counterproductive to efforts to reduce the harm caused by drugs.
I call upon your wisdom to apply principles of sound governance and let Malaysia join the majority of nations by declaring a moratorium on executions with a view to total abolition of all death sentences for drug offenses, as called for by the United Nations.
I offer you my co-operation in transmitting knowledge and experience of public health policies that have proven effective in addressing drug-related problems.
Your Sincerely,
WAN ARM'RY B. MUHAMMAD
Alternative Herbal Medicine Practitioner

8 Apr 2011

Tentang Ganja

Tujuan blog ini dicipta adalah usaha untuk memberi pengetahuan,mewujudkan satu komuniti yang sihat, memfokuskan, menyebarkan dan memperjuangkan usaha-usaha legalisasi ganja dari jutaan rakyat Malaysia yang mencintai ganja sebagai konsumsi hiburan yang jauh lebih sihat daripada tembakau ataupun alkohol.

Blog ini juga berusaha untuk memberi informasi tentang pelbagai manfaat dan potensi tanaman ganja, baik untuk kegunaan industri, ubat-ubatan mahupun sebuah sumber tenaga terbaru.

Kualiti dan kuantiti serat dari batang tanaman ganja adalah lebih tinggi sebagai sumber serat untuk menggantikan pohon kayu yang berpotensi mengurangi permintaan kayu, penebangan-penebangan liar yang merosakkan hutan di Malaysia.

Potensi serat kulit batang ganja yang lebih tinggi kualitinya per-hektar dari kapas, berpotensi menjadi sumber tekstil baru menggantikan pohon kapas yang boleh merosakkan kesuburan tanah.

Kandungan protein, vitamin E dalam minyak biji ganja yang lebih tinggi dari susu, telur ataupun daging telah menempatkan biji ganja sebagai sumber nutrisi yang lengkap di dunia.

Kandungan zat psikoaktif yang memabukkan dari daun dan bunga ganja telah diakui oleh dunia perubatan mempunyai keunggulan dalam mengubati tumor, cancer, melindungi sel saraf, membunuh bakteri penyebab TBC, berfungsi sebagai antibiotik yang lebih kuat dari penisilin, berguna dalam pengubatan penyakit AIDS, penghilang rasa sakit, memperlambatkan kerosakan dan memperbaiki saraf dari penderita alzheimer, parkinson, ALS (amyotrophic lateral sclerosis), MS (multiple sclerosis), mengubati glaukoma, meningkatkan ketajaman mata, mengubati gejala epilepsi, depresi dan puluhan kegunaan perubatan lain yang tidak dapat disebutkan semua di sini.

Ganja adalah masalah politik dan ekonomi, bukan masalah kesihatan apatahlagi moral. Undang-Undang yang tidak adil di negara ini telah membuatkan lebih dari 28.8% dari seluruh penghuni penjara di negara ini (AADK, Disember 2007) adalah penagih dadah, yang seharusnya ditempatkan di pusat pemulihan dengan pengawasan dan perawatan yang sesuai.

Namun kenyataannya, para pengguna ganja hanya menjadi kambing hitam pihak polis, kerajaan, dan institusi pengadilan yang sering kali menjadikan kesalahan pengguna ganja lebih tinggi dari kes pembunuhan, kecurian, perdagangan manusia, pembalakan hutan, korupsi bahkan lebih tinggi dari kes agama.

Pengguna ganja juga manusia, dan berhak juga menuntut dan penegakan Hak Asasi Manusia di tanah air Malaysia.

Kempen anti-dadah bahawa ganja adalah bahan berbahaya yang dapat menyebabkan ketagihan, merosak sel-sel saraf, mengganggu proses otak , bahkan boleh menyebabkan kematian akibat overdos adalah satu pembohongan media serta propaganda dari kerajaan dan badan anti-dadah yang tidak memiliki dasar ilmu.

Propaganda ini disebarkan atas tekanan dunia ,terutama PBB dan Amerika yang ingin menyembunyikan pelbagai keunggulan tanaman ganja dari kesedaran rakyat serta tidak mahu menjadikan tanaman ganja menjadi bahan yang boleh mengatasi industri-industri kimia, tekstil, kertas, farmasi dan hidrokarbon besar dunia.

sejarah

Berdasarkan sejarah , tanaman ganja pertama kali ditemukan di daratan Cina pada tahun 2737 SM. Masyarakat Cina kuno telah mengenal dan memanfaatkan ganja dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman batu. Masyarakat Cina menggunakan marijuana untuk bahan tenun pakaian, ubat-ubatan, dan terapi penyembuhan seperti sakit perut, beri-beri hingga malaria.

Cannabis atau ganja ini juga diolah untuk minyak lampu dan bahkan untuk upacara keagamaan seperti memuja dewa dan ritual kematian. Secara amnya ganja sendiri di sana dianggap tumbuhan liar kerana ia boleh tumbuh dimana saja. Kini ganja tidak tumbuh sebarang di tanah yang tidak sesuai dengan kultur tanaman ini. Ganja memerlukan karakter tanah dan faktor geografi tertentu, seperti di Cina,Malaysia,Kepulauan Borneo, Thailand dan Aceh. Sementara di belahan bumi lainya seperti Eropah, Afrika dan Amerika, ganja juga dapat tumbuh, Tapi hasilnya tak memuaskan, kecuali dengan teknologi canggih, itu pun sangat susah diaplikasikan.

Nama lain bagi Ganja ialah Marijuana , yang berasal dari bahasa Portugis yaitu mariguango yang bererti barang yang memabukkan dan untuk bahasa ilmiahnya disebut Cannabis. Istilah ganja dipopulerkan oleh kaum Rastafari, kaum penganut sekte Rasta di Jamaika yang berakar dari Yahudi dan Mesir.

Menurut sejarahnya, ganja dibawa ke Aceh dari India pada akhir abad ke 19 ketika Belanda membuka kebun kopi di Dataran Tinggi Gayo. Pihak penjajah itu menggunakan ganja sebagai ubat untuk menghindari serangan hama pohon kopi atau ulat pada tanaman tembakau. Walaubagaimanapun Belanda yang membawanya ke dataran tinggi Aceh, namun menurut fakta yang ada, tanaman tersebut bukan bererti berasal sepenuhnya dari negaranya. Boleh jadi tanaman ini dipungut dari daratan Asia lainya. Di kalangan anak muda Malaysia, ganja lebih Dikenali sebagai Yaw,Sayur,dam,ayam malah mawi pun ada.

Di Malaysia,ganja dipercayai di bawa masuk secara haram melalui selatan Thai dan Indonesia.Ganja yang dibawa masuk berbentuk ganja mampat yang beratnya lebih kurang satu kilogram setiap mampatan.Akta dadah berbahaya 1952 yang membawa hukuman gantung sampai mati sekiranya didapati bersalah membawa lebih dari 50 gram ganja,menghantui pengguna-pengguna ganja di Malaysia.Di katakan Malaysia adalah diantara negara yang mengenakan undang-undang yang ketat berkaitan ganja di dunia.Tapi mengikut statistik Agensi Anti Dadah Kebangsaan tangkapan penagih yang menggunakan ganja adalah yang paling tinggi selepas dadah jenis heroin dan methaphetamine.Malah pengguna nya terdiri dari semua peringkat umur .